“Who’s handling the clients??”

Salah satu hal yang penting di brand industry & creative agency itu adalah… client. Ya kalau client ngga ada, agency mau ngerjain brief dari siapa?

Tapi tahu ngga, kalau di agency itu ada lho yang handle untuk melakukan lobbying sama si client-client ini. Nah, namanya itu adalah….

Account Executive : HI! Gue Account Executive, atau bisa dipanggil AE!

Gue : Halo AE! Buat sesi kali ini kamu bakal take over kan ya? Soalnya gue mau ke toilet dulu nih ?

Account Executive : Iya dong, biar kamu bisa istirahat dari dunia per-interviewan ini. Toh gue udah tahu brief-nya ini ?

Gue : Oke deh, gue ke toilet sebentar ya. Kalian start aja duluan, I’ll be right back! *keluar dari ruangan*

Account Executive : Hohoho, tinggal kita berdua nih, semoga kamu nggak bosen ya sama aku. Yuk without further a do kita mulai aja kali ya..

So, again… gue AE! Si orang yang jadi burung hantunya agency dan client. Ini biar tidak ada dusta dan tidak ada salah paham di antara kita. Itulah kenapa, jabatan gue sebagai seorang AE itu si paling extrovert dari agency.

AE tuh harus ngapain sih?

Kalau kita bahas core-nya itu ya…. (1) Connecting with the clients! Kalau perusahaan punya customer service, nah AE itu versi customer service-nya agency. Gue harus nunjukin sisi terbaik dari agency karena gue tuh bagian front liner-nya si agency. So, harus serba siap dihantam apapun dan hadapin apapun. Tugasnya AE nggak cuma maintain relationship with clients, tapi juga ngedapetin client itu sendiri. Kita harus bisa present konsep yang diminta clients pas lagi pitching.
Belum tahu pitching itu apa?
Basically, pitching itu tempat kita sebagai agency untuk propose kerja sama. Intinya, to show why the client should choose to use our service instead of others.

Nah in order to do so, AE wajib banget untuk jadi seseorang yang (2) digital savvy. Dunia per-AE-an bakal berputar di aplikasi-aplikasi berhubungan sama dokumen dan project managing application. Think: docs, slack, teams, excel, dan kawan-kawan yang serupa.

Tugas yang nggak kalah penting buat AE adalah (3) Feedback and Negotiating. Feedback di sini adalah, karena AE itu jadi pengantar pesan ya otomatis dia juga harus minta balasan pesan balik dong dari client-nya. AE harus secara aktif dan regularly check-up and mastiin kalau project so far is in line with what the client expects. Selain feedback, AE juga harus bisa nego. Kadang client itu punya impian yang terlalu tinggi, atau mungkin terlalu demanding dengan budget yang yaa….gitu, tapi masih worth it untuk menjadi client. Di sini AE berperan, untuk bikin diskusi dengan client supaya agency dan client bisa lanjut kerja sama tanpa ada batasan di antara mereka~

Tapi gimana dan apa aja secara spesifik yang harus dilakuin sama AE supaya bisa maintain hubungan baik sama client?

Here’s what to do as an AE

  1. Build relationship and making connections

Mungkin bakal terdengar “menjilat”, tapi making connections di sini lebih ke gimana caranya kamu bisa tahu lebih dalam tentang siapa client kamu. Toh, sebelum ngerjain brief yang ada ya kamu perlu tahu apa aja yang si client prefer, apa yang a BIG NO NO for the client, dan hal-hal semacam itu. Selain making connections, harus bisa juga build relationship. Building it can be done through being able to deliver what the client wants. Kerjasama yang udah dilakukan antara agency dan client bisa jadi poin-poin tambah dalam building relationship.

  1. Pleasing both sides

Inget ya, kalau di dunia advertising itu kamu ngga cuma ngehadapin client tapi ya juga teman-teman se-agency. Kamu harus bisa satisfy ngga cuma client, tapi juga tim kamu. Bisa jadi demand client masih belum bisa dikejar sama tim, atau mungkin deadline yang kelihatannya terlalu mepet untuk tim creative. Hal-hal kayak gini harus diperhatiin supaya dynamic dan the whole vibe yang kamu punya sama orang-orang satu team kamu bisa lancar. Bayangin kalau misalkan kamu harus ngerjain tugas kelompok sama orang-orang yang saling musuh-musuhan. Gimana mau bisa nyenangin client? Wajib jadi seorang AE untuk bisa listen well to both sides.
Jadi di sini inget ya, kalau client is not the only thing that you need to pay attention on. Perhatikan hal apa yang dibutuhin tim kamu, gimana caranya bisa menyeimbangkan keinginan client sama kebutuhan tim. Yuk bisa yuk jadi penengah yang mantap.

  1. Get organized

Kalau mau ngomongin tugas dari client yang harus dilihat itu ada berapa, jawabannya: ratusannn! Banyak banget hal-hal yang harus dipantau kalau jadi seorang AE. Mulai dari deadline, update revisi 1, update revisi 2, update revisi kesekian lah. Bahkan hal-hal detail dari update divisi yang participate dari tim kamu juga harus kamu pantau lho!
Apa yang harus dikejar, assignments apa yang harus udah dikasih ke klien, dan sebagainya. Inilah kenapa, perlu banget untuk seorang AE supaya RAPIH.
Sedikit notes, kamu harus bisa pay attention ke hal-hal detail. Harus selalu take notes on all aspects yang matter (yang sebenernya banyak banget sumpah). Pokoknya saran gue itu, kamu harus bisa jadi sekretaris untuk diri kamu sendiri. Jangan males untuk ngesortir file-file penting, ngurutin project management, dan update file progres di note kamu ya! ?

The BIGGEST hurdle, and how to face it

Tapi, honestly. The biggest hurdle sebagai seorang AE adalah…
HARUS JADI PEOPLE PERSON BANGET!

Waspada nih, buat kalian yang tipenya definisi: in.tro.vert. Kalian harus mulai belajar untuk face people on a daily basis, karena as AE you’ll be meeting lots of different people from different backgrounds. Ngga cuma interaksi, kalian juga harus KEEP UP WITH THEM, just like how you would keep up sama idol kalian ya. Learn how to deal with certain type of people, get used on being belittled, atau mungkin dimaki-maki sama client (because some of them ARE demanding).
Kalian juga kemungkinan besar bisa menghadapi more than 1 client at the same time. Barabe banget kalau sampai kecampur-campur info-info dari client 1 sama yang lain. Gue mau ngasih tips aja sih di sini untuk tetap stay organized, try to remember people and their preference (karena jujur, ini the way you can get closer to them). Basically being an AE is being a secretary+project manager+socializer at the same time. Practicing on your charisma and confidence in talking could boost you di dunia per-AE-an.

So…. that’s all sneak peek sebagai seorang AE. Semoga sekarang kamu makin tertarik ya untuk bisa jadi Account Executive yang bisa memberikan contoh baik untuk sekitarnya, yang tidak membawa keributan, tapi persatuan yuhu

Gue : *Masuk ruangan* yay udah kelar ya, udah sampai mana nih?

Account Executive : Udah sampai selesai sih ?

Gue : LAH, yaelah ya udah deh. Emang keren bat deh lho bisa brief, singkat, padat, jelas juga ya.

Account Executive : Iya dong, kan udah makanan sehari-hari kalau soal ngobrol mah ??. Anyways, see you next time guys! semoga ngga ada revisi ya heheee?